Rabu, 04 Oktober 2017

Cinta Atau Tidak?

   
 
    Mata yang seperti kaca menatap diriku dengan penuh air mata dan juga ratapan sedih , membuat ku tersadar kembali bahwa diriku sudah menghancurkan 1 hati yang telah dipercayakan kepadaku. Jikalau bisa waktu ini diputar kembali, tidak akan kulakukan hal bodoh itu. 
        Pertama kali ku lihat wajah mu, ku tahu perasaan ini. Hatiku berdegup dengan sangat kencang dan cepat. Apakah ini yang disebut dengan jatuh cinta pada pandangan pertama? Sulit bagiku untuk melepas bayangan wajahnya dari pikiranku.
          Semuanya berawal ketika ku melihat dia, Cynthia. Dia memang gadis yang sederhana,  beda halnya dengan gadis lain yang hanya mementingkan penampilan nya saja. Entah kenapa aku dapat jatuh cinta kepadanya. Bahkan aku belum mengetahui sifat yang ada pada dirinya.
           "Hai, perkenalkan namaku Bryan. Boleh kenalan?" Itulah hal yang terucap pertama dari mulutku sebelum kami mengenal satu sama lain. "Oh, hai Bryan. Namaku Cynthia." Suaranya yang lembut itu bagaikan bidadari yang diutus untuk mencintai ku. Dan setelah berkenalan, kami pun bertukar nomor hp. supaya dapat menghubungi satu sama lain ketika sedang dirumah, hehe baru juga kenalan tapi sudah tukaran nomor hp.
       Ketika sampai dirumah dan sedang santai, akupun mencoba untuk menghubungi Cynthia. Ternyata telpon ku diangkat olehnya, kami pun berbincang-bincang dan mulai mengenal satu sama lain. Rasanya seperti mimpi dapat berkenalan dan dekat dengan gadis yang kucintai. Kami pun menjadi dekat sekali selama kurang lebih 1 bulan setelah kami berkenalan.
       Akupun berniat untuk menyatakan perasaanku kepada Cynthia, ku ingin dia menjadi pasangan hidupku. "Hallo Cynthia, besok setelah pulang kantor, kamu ada acara gak?" Aku pun berharap supaya dia tidak ada acara karena aku sudah menunggu momen ini untuk menyatakan perasaanku. "Besok sih aku tidak ada acara, memangnya kenapa?" Senangnya hatiku mendengar hal tersebut. "Besok bisa ketemu di kafe biasa?" Tanyaku. "Bisa kok, aku mau tidur dulu deh, See You Tomorrow Bryan." Ucapnya. "See You Cynthia, bye." Aku sangat senang karena dapat bertemu dengannya besok.
         Kami pun bertemu di kafe dan mulai bercerita tentang kegiatan kami masing-masing selama seharian ini. Kami pun selesai makan malam dan inilah waktunya untuk menyatakan perasaan ku kepadanya. Aku sudah meminta bantuan kepada pihak kafe untuk menyetel lagu romantis dan menyuruh sebagian pelayan untuk membantu ku. Aku pun memegang tangannya yang lembut, memberikan bunga serta sebagian kata cinta yang telah kupersiapkan untuknya. "Cynthia, sudah lama ku memendam rasa ini, terimalah cintaku ini, aku ingin dapat bersamamu selamanya. Inginkah engkau menjadi pacarku?" Dengan hati yang deg-degan akupun menanti jawaban darinya. "Iya aku mau, aku pun memendam rasa yang demikian." Akupun memeluknya dan semua pelayan yang ada di kafe itu ikut bersorak sorai melihat kami akhirnya berpacaran.
          Hari demi hari kami lalui setelah aku menyatakan perasaan kepadanya. Hampir semua masalah yang ada dapat kami pecahkan bersama-sama. Hampir 2 tahun lamanya kami jadian. Aku merasakan kejenuhan dalam hubungan kami, tidak seperti pada awalnya ketika ku menyatakan perasaan kepadanya. Apakah hal ini wajar? Apakah aku tidak mencintainya sepenuhnya? Hal ini terus menghantui ku dan membuat ku pusing.
        Ketika dalam perjalanan pulang, ada seorang wanita yang menghampiri ku dan menanyakan alamat yang tidak jauh dari tempatku tinggal. "Permisi, saya mau tanya alamat ini ada dimana ya?" Sambil menunjukan secarik kertas yang ada didalam tasnya. "Oh ini dekat dengan rumah saya, mau saya antarkan?" Tawarku untuk membantunya. "Boleh." Kami pun berjalan menuju alamat yang tertera di kertas tersebut.
             Dalam perjalanan, kami pun berbicara dan berkenalan. Namanya adalah Alessia. Kami pun sampai ketempat yang dituju. "Terima kasih ya Bryan, ternyata dekat juga ya dengan rumahmu, kapan-kapan kita bisa ngobrol lagi." Ucapnya. "Iya sama-sama, nanti kita ngobrol dari hp saja. Nanti ku telpon kamu." Itu merupakan awal mula ku bertemu dengan Alessia.
             Cynthia terus-menerus menghubungiku tetapi aku tidak melihat hp daritadi, dan diapun mulai khawatir takut aku kenapa-kenapa. "Kemana saja kamu? Kok daritadi telpon gak dijawab?" Ucapnya dengan nada khawatir. "Maaf-maaf aku tadi sedang dalam perjalanan pulang." Ucapku dengan nada datar. Cynthia sangat sayang dengan diriku sampai khawatir karena aku tidak menjawa telponnya, tetapi aku tidak menyadari hal tersebut.
            Mulai pada saat itu aku terus menerus menghubungi Alessia, aku mulai menyukai Alessia karena dia sangat atraktif dalam berbicara dan seru, lain halnya dengan Cynthia yang kurang atraktif. Saat itu pula aku sering bertemu dengan Alessia di kafe. Kami pun sering bertukar pikiran tentang hal-hal yang tidak penting. Karena sudah lama berkenalan dan aku mulai menyukai Alessia, aku pun menyatakan cinta kepada Alessia juga. Alessia mengiyakan dan akhirnya berpacaran denganku. Tanpa kusadari ternyata aku sudah berselingkuh dengan gadis lain.
         Karena sudah jarang aku bertemu dengan Cynthia, Cynthia pun berinisiatif untuk terus menghubungiku dan berusaha untuk bertemu denganku. Saat itu aku sedang berduaan dengan Alessia di kafe. Kami berbicara banyak hal dan makan dengan mesra layaknya orang berpacaran.
               Dari kejauhan, aku melihat wajah itu, wajah dengan ratapan yang sedih dan mata yang berkaca-kaca, mencoba untuk menahan air mata yang hampir menetes. Kekecewaan yang dalam dan sangat menyayat hatinya. Dan akhirnya air mata itu menetes di wajahnya yang sedih. Ternyata aku telah menyia-nyiakan hati yang mencintai ku dengan sepenuh hati. Dia pun berlari meninggalkan ku, pulang dengan hati yang hancur berkeping-keping.
              Akupun tak tahan melihat hal tersebut, akupun meninggalkan Alessia dan langsung mengejar Cynthia yang sudah sangat kecewa denganku. Tetapi semua itu sudah terlambat, dia sudah tergeletak di atas jalanan yang ganas ini, didepan sebuah mobil yang sudah menabraknya karena dia berlari untuk pergi dari hadapanku. Sudah kularikan ke rumah sakit terdekat, tetapi semuanya sudah terlambat. Orang tuanya datang dengan paras wajah yang sedih melihat anaknya yang sudah tak bernyawa. Akupun menitikan air mata dengan penuh penyesalan, mengapa aku menyia-nyiakan hati yang telah dipercayakan kepadaku. Seandainya aku dapat mengulang waktu ini, tak akan kulakukan hal bodoh itu. Maafkan Aku Cynthia!

           

17 komentar:

Unknown mengatakan...

Sangat terharuu.....

Bobby mengatakan...

HMMMM....., lanjutkan

Unknown mengatakan...

Bagus, sangat romantis

Unknown mengatakan...

Indah sekali...

Unknown mengatakan...

Luar biasa

Angellie mengatakan...

wahh bagus dan romance bgt loh��

Unknown mengatakan...

ngenaa menyentuh hati cerita na😊

Brainard mengatakan...

Romantis sekali....

Unknown mengatakan...

Wahh menyentuh sekali....

trianaoctanti.blogspot.com mengatakan...

Baguss!

Michael mengatakan...

Menyentuh sekali 😭😭😭

ChristopherH mengatakan...

Bagus.. lanjutkan

jeremyjochef mengatakan...

Sedihnya

Unknown mengatakan...

mantap kerenn!👌

jennyfer limsen mengatakan...

woww keren ceritanya!!👌🏼

Angeline mengatakan...

Ceritanya sangat meranik kembangkan lagi yaaaaa!!!

Vina Callista mengatakan...

Menarik

Postingan Terbaru

8 Definisi Dan Kata Kunci Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

1. Apa yang dimaksud dengan teks prosedur?        Teks prosedur merupakan   teks yang berisi tentang langkah-langkah atau tahap-tahap un...